MELACAK
ASAL-USUL DUSUN DAN KECAMATAN SEWON,
BANTUL, YOGYAKARTA
BANTUL, YOGYAKARTA
Berawal dari berkembangnya Dusun
Sewon ini kemudian di wilayah ini pernah berdiri kantor onder district atau
asistenan wedana yang dinamakan Keasistenan Wedanan Sewon. Kantor Kawedanan ini
pernah pula dipindahkan ke Dusun Cabeyan kemudian ke Dusun Dadapan. Dari Dusun
Dadapan lalu berpindah lagi ke Dusun Cabeyan. Dari Cabeyan ini lantas pindah
lagi ke Ngijo (Kantor Kecamatan Sewon sekarang). Kecamatan Sewon sendiri
sekarang terdiri atas beberapa Kalurahan atau Desa, yakni Kalurahan
Panggungharjo, Kalurahan Timbulharjo, dan Kalurahan Pendowoharjo. Sedangkan
keletakan Dusun Sewon hanya sekitar 1,5 kilometer di sisi timur kompleks Rumah
Budaya Tembi.
Sampai sekarang makam Syeh Sewu
sebagai cikal bakal Dusun dan kemudian Kecamatan Sewon masih terawat dengan
baik. Hanya saja makam Syeh Sewu ini sampai sekarang tidak berbatu nisan.
Menurut Bapak Hisham Anwar (73) selaku salah satu pengurus atau sesepuh Mesjid
Syeh Sewu, ketidakbernisanan makam ini memang disengaja. Menurutnya semasa
hidup Syeh Sewu pernah berpesan agar jika dirinya kelak meninggal tidak usahlah
kuburannya diberi nisan.
Tidak jauh dari makam Syeh Sewu
juga terdapat makam tokoh lain yakni makam Tumenggung Ranadigdaya dan Nyai
Sedah Mirah. Kedua tokoh ini diduga merupakan punggawa Kerajaan Kasultanan
Yogyakarta. Bahkan disebutkan bahwa salah satu keturunan Tumenggung Ranadigdaya
diperistri oleh Sultan Hamengku Buwana
Salah satu peninggalan Syeh Sewu
yang sampai sekarang masih terlestarikan di Dusun Sewon berupa bangunan masjid
yang diberi nama Mesjid Syeh Sewu. Mesjid ini sampai sekarang masih terawat
dengan baik dan digunakan untuk peribadatan masyarakat setempat.
Mitos
Sampai sekarang masih hidup mitos
bahwa gadis-gadis yang berasal dari Dusun Sewon terkenal akan kecantikannya.
Hal ini terjadi karena pada masa lalu di Dusun Sewon banyak dihuni perangkat
keasistenan (pamong kecamatan, kalurahan, maupun dusun). Perangkat-perangkat
ini pada masa lalu biasanya memiliki istri yang cantik dan pada akhirnya
menurunkan keturunan yang cantik-cantik pula pada zaman-zaman berikutnya.
Teks: Sartono K.
Foto: Didit PD dan Sartono K
Foto: Didit PD dan Sartono K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar