Evolusi Mutu (Quality Evolution) PDF Print E-mail
Written by M Sitinjak
Saturday, 18 October 2008 08:48
Abstract
Di era globalisasi moderen sekarang ini, mutu atau kualitas bukan lagi pilihan tetapi sudah menjadi keharusan. Anda mungkin pernah melihat iklan atau billboard di kota anda yang mengatakan bahwa mereka lebih baik, lebih cepat, lebih aman, dsb. Mereka mencoba memposisikan diri seolah lebih unggul dari yang lainnya, lebih menguntungkan dari pesaing mereka.
Apa yang anda dapat pelajari? Anda lihat bahwa apabila ada pesaing, sebuah perusahaan atau organisasi akan mulai berpromosi dan menaikkan tingkat mutunya.
Sekarang sudah saatnya bahwa kualitas tidak lagi semata berbicara tentang produk atau jasa, tetapi lebih dari itu. Mutu sudah memainkan peranan penting dalam pemasaran dan pemerakan (branding).
Ingat baik-baik, bahwa suatu perusahaan hanya dapat menghasilkan keuntungan apabila mempunyai pasar sasaran (target market) degan pangasa pasar yang menguntungkan. Jika marketing dan branding merupakan kata kuncinya, maka mutu adalah merupakan komponen paling penting yang menyokongnya.
Baiklah! Saya akan menuliskan secara ringkas mengenai perkembangan mutu dari waktu ke waktu untuk anda.
Zaman Dulu – Biarkan konsumen yang teliti
Pada masa ini, dan kemungkinan pada awal revolusi industri, jumlah produser jauh lebih sedikit disbanding dengan permintaan pasar. Dengan begitu, produser mengatakan “biarkan konsumen yang teliti”. Produser tinggal memasok produk mereka ke pasar tanpa terlalu peduli dengan kualitas, dan pada saat itu mereka dapat membuat keuntungan yang besar.
Zaman Inspeksi – Memisahkan yang jelek dari yang baik
Karena untung besar yang menjanjikan, bisnis menarik lebih banyak orang atau pelaku bisnis untuk melakukan hal yang sama. Kompetisi menjadi lebih meningkat dan sengit. Pasokan meningkat dan konsumen mempunyai lebih banyak pilihan.
Para pemasok mulai melakukan inspeksi untuk memisahkan produk yang rusak dari yang bagus. Hal ini khususnya lebih diterapkan untuk barang jadi. Selama masa ini, penyaringan dilakukan terhadap barang jadi, dan yang rusak diperbaiki jika memungkinkan. Penyebab kerusakan diidentifikasi dan tindakan koreksi untuk tidak mengulangi kesalahan serupa dilakukan.
Biaya penyaringan dan perbaikan ditambahkan kepada biaya produksi, sehingga mengakibatkan berkurangnya keuntungan. Perbaikan mutu bersigat reaktif, bukan proaktif, tetapi didasarkan pada kerusakan atau masalah yang sudah ditemukan.
Zaman Quality Control – Mengendalikan mutu sepanjang proses produksi
Pada perkembangan ini, mutu dikendalikan pada setiap proses produksi. Pendekatan proses mulai diberlakukan tetapi masih lebih terfokus kepada produk, bukan proses. Variasi dikenali sebagai musuh dari mutu. Untuk itu, statistik dan lembaran kendali (control sheet) dikembangkan untuk memantau variasi. Manual mutu dan rencana mutu yang mendasar mulai dikembangkan dan “self-check” ciberlakukan untuk setiap pemilik proses (process owner).
Zaman Quality Assurance – Menjamin mutu yang memenuhi standar
Masa ini merupakan era standarisasi. Selain pengendalian yang disebutkan pada ”zaman Quality Control”, system audit dan persetujuan pihak ketigapun ditetapkan. Manual mutu lebih dikembangkan lagi untuk memenuhi persyaratan standar dengan rencana mutu yang rinci. Proses Terkendali secara Statistik (Statistical Process Control) mulai dilaksanakan. Standarisasi mutu semakin dikembangkan. ISO9000 (IS0 9001, 9002, 9003 versi 1987 & 1994) merupakan salah satu yang paling dikenal oleh dunia internasional. System ini berkembang dari tahun 1980-an hingga 1990-an.
Zaman Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management-TQM) – Mutu melalui pengelolaan dan keterlibatan semua pihak
Masa ini masih terus berkembang hingga saat ini dan “continuous improvement” merupakan tema utamanya. Dengan pemahaman bahwa persyaratan konsumen merupakan sasaran yang selalu bergerak, sejalan dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan konsumen, mutu perlu dikembangkan sepanjang waktu. Pengalaman dan pengetahuan konsumen secara bersamaan akan membentuk persepsi konsumen tertentu, yang disebut dengan “customer mindset”.
“Customer mindset” juga akan dipengaruhi oleh pendidikan, tindakan pesaing, pengalaman sebelumnya, dll. Akibatnya, harapan konsumen juga akan berubah sepanjang waktu. Untuk merespon hal ini, produser juga harus berubah atau lebih tepat lagi “menaikkan” mutunya. Dan proses ini tidak akan pernah berakhir sepanjang otak manusia masih bisa belajar.
Untuk mencapai pengembangan secara terus-menerus, setiap proses dari pemasuk hingga pelanggan harus dilibatkan. Aspek-aspek non-produksi seperti marketing, finance & sumber daya manusia harus dikelola secara simultan. Mutu merupakan hasil kolektif dari semua proses yang berlangsung secara interaktif. Model-model manajemen mutu dan standar mutu telah dikembangkan dengan pendekatan Total Quality Management (TQM). MBNQA (Malcom Baldridge National Quality Award) di Amerika dan “Excellence Model” EFQM (European Foundation for Quality Management) di Eropah merupakan contoh terbaik dari upaya-upaya TQM. Semantara itu, “six-sigma quality” telah dirintis dan dikembangkan oleh Motorola.
Filosofinya adalah “Good quality is resulted from good management”.
Terimakasih & mari kita tingkatkan mutu di dunia ini!
Quality Evolution
Abstract
At this modern globalization era, quality is no longer stand as an option, it is a must. You may see online advertisements or billboards at your local town saying that they are something better, faster, more trouble free, etc. They are trying to position themselves as superior to others, more beneficial than their competitors. You will see when competitors are there, a company will getting promote and improve its quality level.
Nowadays, quality is not merely about products or services, it goes even further. Quality is now playing important role on marketing and branding.
Remember, a company can only make profit if it has definite target market with profitable market share. When marketing and branding are the main key words, quality is the most important elements behind.
Alright! Let me sum up for you some important progresses of Quality over-time.
Old Age – Let customers be cautious
During this time, and probably it was at the beginning of industrial revolution, numbers of producers were quite limited compared to market demand. Therefore, producers were saying “let customers be cautious”. Producers were just supplying their products to market without much care on quality, and they made big profits.
Inspection Age – Sorting the bad(s) from the good(s)
As profit was promising, business attracted more people to do the same things. Competitions went tough and tough. Supply was increasing and consumers had more options to choose from.
Vendors started to carry out inspections to sort out bad products from good ones. This was mainly applied to finished products. During this era, screening is employed to finished products, defective ones were repaired whenever possible. Defective causes were identified and corrective actions were applied.
Screenings and repairs were added up to production cost, so as to cutting profit. Quality improvement was re-active, instead of pro-active.
Quality Control Age – Control quality throughout production processes
At this development, quality is controlled across the production process. Process approach was begun to employ but, it was product focused rather than process focused. Variation was recognized as the enemy of quality. Therefore, statistics and control sheets were developed to monitor variations. Basic quality manual and quality plan was set-up and self-check was imposed to every process owner.
Quality Assurance Age – Assure quality to meet standards
This is the era of standardizations. In addition to controls mentioned on “Quality Control age”, audit system and third party approval were evolved. Quality manual were having more advancement for standards compliance and detail quality plan. Statistical Process Control was started to implement. Standardizations of quality were developed and ISO9000 (IS0 9001, 9002, 9003 version 1987 & 1994) was one of the most internationally well known. This system was developing from 1980s to 1990s.
Total Quality Management (TQM) Age – Quality through management of all constituents
This era which is still developing to date & future time, continuous improvement is the main theme. Understanding that customer requirement is a moving target due to emerging customer experience & knowledge, quality needs to improve over-time. Customer experience and knowledge together will form certain customer perception, called “customer mindset”
The customer mindset could be affected by education, competitor actions, last experiences, etc. As a result, customer expectations will also changing overtime. In order to response to this, a producer should also change or more precisely “improve” its quality. And this process will never end as far as human brain still can learn.
To achieve this continuous development, every process from suppliers to customers needs to be involved. Non production aspects such as marketing, finance & human resources must be managed together. Quality is a collective result of all processes working interactively. Quality management models and standards have been developed to the Total Quality Management approach. US’ MBNQA (Malcom Baldridge National Quality Award) and Europe’s EFQM (European Foundation for Quality Management) Excellence Model are best examples of the TQM efforts. In the mean time, “six-sigma quality” was initiated by Motorola.
The philosophy is: “Good quality is resulted from good management”.
Thank you & Let’s improve the world quality!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar